Patah Tulang pada Anak Bisa Jadi Gejala OI

Written By Unknown on Sabtu, 26 April 2014 | 11.26

 
Laporan Reporter Tribun Lampung Heru Prasetyo

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Tulang kerap dipersepsikan sebagai bagian terkuat yang menyusun rangka dan struktur. Meski memang begitu adanya, ternyata hal ini tidaklah berlaku sama. Terutama pada penderita kerapuhan tulang (ostogenesis imperfecta/OI).
 
Tulang para penderita OI sangat tipis dan rapuh serta memiliki kepadatan mineral yang rendah. Tulang penderita OI umumnya sangat mudah patah di lokasi manapun tanpa adanya benturan. Hal ini dikarenakan minimnya produksi kolagen yang merupakan penyusun tulang akibat mutasi gen. Akibatnya penyakit ini tidak bisa disembuhkan dan terus berlangsung seumur hidup.
 
Selain tulang yang mudah patah, OI memiliki beberapa gejala penentu lainnya. "Biasanya sklera (bagian putih mata) penderita berwarna biru atau abu, penderita juga mengalami gangguan petumbuhan gigi, otot, sendi, pendengaran, dan berperawakan pendek," kata ahli endokrin anak dr Aman B Pulungan SpA(K).
 
Diagnosa OI tentunya hanya bisa dilakukan dokter baik ortopedi maupun endokrinologi anak. Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan wawancara medis, mengetahui riwayat patah tulang, melihat kondisi fisik pasien, dan pengecekan genetika molekuler. Diagnosis ini baru bisa dilakukan umumnya saat pasien berumur satu tahun, dan biasanya sudah mengalami patah tulang. Hal ini juga biasanya didului kesalahan diagnosis.
 
Menurut Aman kesalahan diagnosis kemungkinan dikarenakan para dokter yang belum mengenali gejala OI. Sayangnya, kondisi ini didukung pengetahuan minim yang dimiliki masyarakat.

"Masyarakat Indonesia menganggap tulang rapuh pada usia anak merupakan hal yang wajar dan akan kuat dengan sendirinya saat usia pubertas. Pengetahuan ini ternyata juga diyakini sebagian dokter. Padahal patah tulang, apalagi yang terjadi beberapa kali saat masih usia anak, patut diwaspadai," kata dia lagi.
 

"Setidaknya ada dua hal yang menandakan OI, yaitu patah tulang di tempat yang tidak semestinya dan tidak didului tubrukan terlebih dulu. Bila dua hal ini terjadi sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk memperoleh penanganan," kata Aman.
 
Terapi sejak dini memungkinkan koreksi struktur dan kerapatan tulang sebelum puber, sehingga bisa tumbuh lebih sehat ketika dewasa. Beberapa terapi yang dijalani adalah pemberian biphosphonat untuk memperbaiki struktur tulang dan gerak supaya otot penderita tidak lemah. (*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Patah Tulang pada Anak Bisa Jadi Gejala OI

Dengan url

http://lampungposting.blogspot.com/2014/04/patah-tulang-pada-anak-bisa-jadi-gejala.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Patah Tulang pada Anak Bisa Jadi Gejala OI

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Patah Tulang pada Anak Bisa Jadi Gejala OI

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger