Laporan Reporter Tribun Lampung Eka A Solihin
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kabid Dikmen Disdik Bandar Lampung Riuzen Praja Tuala menyampaikan bahwa tugas sebagai guru ada dua hal yakni:
1. Mentransfer ilmu pengetahuan (knowledge) dan teknologi
2. Nilai
Kedua hal tersebut harus dijalankan mengacu pada kurikulum yang berlaku dan sepanjang yang disampaikan itu merupakan materi berkaitan dengan kurikulum, maka tidak masalah.
Karena tugas guru adalah dua hal tersebut, maka dalam hal ini guru harus bersikap bijak dan memiliki metode tepat dalam menyampaikan suatu hal kepada siswa yang sifatnya riskan seperti sex education (Pendidikan sex).
Penjelasan tentang hubungan suami istri memang ada dalam agama, akan tetapi guru harus memahami sebatas mana ranah guru dalam menjelaskannya, karena pasti akan berbeda penjelasannya bila disampaikan oleh dokter.
Dan pada dasarnya pengentahuan sex juga perlu diketahui oleh murid, namun bagi si pemberi penjelasan harus tahu dan tepat dalam menyampaikannya. Sehingga, murid tidak salah dalam memahaminya.
Oleh karena itu Guru diimbau harus dapat secara bijaksana dan memilih cara tepat dalam menyampaikan materi sex education dan murid tidak perlu merasa risih sepanjang ada di dalam kurikulum.
Pernyataan ini disampaikannya untuk menanggapi pembaca yang merupakan murid di sekolah SMA swasta Bandar Lampung merasa risih diajar persoalan seks.
Anda sedang membaca artikel tentang
Siswa SMA Risih dengan Pendidikan Seks di Sekolah
Dengan url
https://lampungposting.blogspot.com/2014/06/siswa-sma-risih-dengan-pendidikan-seks.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Siswa SMA Risih dengan Pendidikan Seks di Sekolah
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Siswa SMA Risih dengan Pendidikan Seks di Sekolah
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar