Dupa Keluar Api! Ustaz Bergelut dan Akhirnya Jenglot Panglima Cs Diringkus

Written By Unknown on Kamis, 21 Agustus 2014 | 11.26

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRABUMULIH -- Warga kota Prabumulih khususnya Kelurahan Sungai Medang Kecamatan Cambai, sejak beberapa hari terakhir gempar. Pasalnya, tiga sosok Jenglot yang meresahkan berhasil ditangkap warga dibantu seorang para ustadz ketika berkeliaran di perkampungan.

Tiga sosok jenglot tersebut ditangkap tujuh warga antara lain, lurah, babinsa, P3N dan masyarakat dibantu seorang ustadz yang sengaja didatangkan dari luar kampung pada Senin (18/8/2014) sekitar pukul 23.30.

Jenglot pertama berbentuk kelelawar yang menurut P3N merupakan Panglima di tangkap sekitar 100 meter dari kantor Lurah Sungai Medang, jenglot kedua berbentuk kecil hitam dinamai Hulubalang ditangkap di arah Desa Tanjung Telang, selanjutnya Jenglot terakhir bertubuh ular dan berkepala manusia dengan taring dan rambut panjang ditangkap di bagian hilir Dusun 1 RT 01 RW 01 Kelurahan Sungai Medang.

Penangkapan para jenglot sendiri, dilakukan setelah memberikan sesajen dengan mengitari perkampungan dan berakhir di bawah batang Rengas tepatnya di pinggir sungai Batanghari desa tersebut.

Tiga sosok jenglot kemudian disimpan di rumah Petugas P3N Kelurahan Sungai Medang yakni Lukman Hakim. Jenglot disimpan didalam kotak kaca di kamar tertutup dengan penerangan lilin dan dua dua dupa.

"Jenglot ini kita tangkap pada Senin malam, tiga jenglot ditangkap di tempat terpisah. Untuk menangkap jenglot sendiri kita mengajak ustadz dan tujuh warga lainnya," ungkap Lukman Hakim (47), P3N yang juga menjaga tiga jenglot di rumahnya ketika diwawancarai wartawan, Rabu (20/8/2014).

Menurut Lukman, setelah ditangkap tiga jenglot itu kemudian dimasukkan sang ustadz ke dalam kotak kaca dan diberi pengunci ayat-ayat suci, sehingga jenglot yang sudah berbentuk keras seperti patung tersebut tidak bisa bergerak lagi.

"Namun kita diperintahkan ustadz untuk memberi jenglot itu makan, makanannya yakni air mata ikan duyung dan minyak wangi fambo. Pemberian makan dengan cara mengoles mintak ke kaca saat magrib dan pagi hari," ungkap suami Suma (42) ini.

Lukman mengatakan, pihaknya juga mendapat perintah dari sang ustadz yang tidak boleh disebutkan namanya itu untuk memusnahkan tiga jenglot dengan cara dibakar, pemusnahan sendiri akan dilakukan pada Jumat (22/8/2014) malam.

"Selain itu pantangan lain, tiga jenglot ini tidak boleh di foto atau direkam, jika itu dilakukan maka dikhawatirkan jenglot akan hidup kembali," katanya seraya mengatakan itulah sebabnya wartawan maupun warga tidak boleh mengambil gambar tiga jenglot.

Disinggung apakah ada hal aneh sejak Jenglot itu ditemukan, Lukman Hakim mengatakan dirinya mendengar suara bayi menangis pilu semalam setelah tiga jenglot berhasil ditangkap. "Setelah ditangkap dan dikurung dengan dipagar gaib lalu tiba-tiba pada tengah malam menjelang pagi terdengar suara tangisan bayi dari jenglot," beber Lukman Hakim seraya mengatakan dirinya merinding jika cerita soal itu.

Sementara itu, Hairul Saleh (35), satu diantara warga Sungai Mendang mengatakan, penangkapan tiga sosok jenglot bermula akibat adanya penyakit aneh yang terus menyerang warga dan menyebabkan banyaknya meninggal dunia. Penyakit aneh itu yakni badan penderita terasa sakit, lalu kemudian sakit kepala hingga beberapa hari dan meninggal dunia seketika, jika korban sembuh maka dipastikan akan mengalami kebutaan.

"Warga yang meninggal akibat penyakit aneh itu sudah puluhan, awalnya sakit disekujur badan lalu sakit kepala secara terus menerus. Tetapi setelah dilakukan pemeriksaan atau di rontgen di rumah sakit tidak ada penyakit, lalu setelah pulang tiba-tiba meninggal," ungkap Hairul seraya mengaku warga tidak melapor karena bingung dengan penyakit aneh itu.

Selanjutnya, menurut Hairul, setalah informasi diketahui makin banyaknya korban tewas akibat ciri-ciri penyakit aneh itu membuat satu keluarga penderita melakukan pengobatan alternatif atau melalui dukun dan diketahui jika ada makhluk halus jenis jenglot mengganggu warga desa sejak beberapa tahun terakhir. "Lalu didatangkan ustadz, kemudian bersama lurah, P3N, babinsa, tokoh masyarakat melakukan pencarian dengan ritual, akhirnya ditangkap tiga jenglot itu," katanya seraya mengatakan warga menjadi resah keluar malam.

Apa yang disampaikan Hairul dibenarkan Lurah Sungai Medang Kecamatan Cambai, Martadinata. Menurut Lurah, pihaknya melakukan penangkapan tiga jenglot itu melibatkan ustadz yang langsung didatangkan dari luar kampung, penangkapan jenglot sendiri dilakukan dengan ritual memberi sajen di batang besar di kampung tersebut.

"Ustadz memasang semacam dupa kemudian seketika keluar api, tidak lama berselang sang ustadz sudah bergulat dengan jenglot dan berhasil menangkap jenglot ular berkepala manusia," katanya.

Martadinata mengatakan, penangkapan jenglot memang tidak bisa dikaitkan pihaknya dengan banyaknya masyarakat meninggal, disebabkan setelah terangkapnya jenglot belum diketahui tanda-tanda perubahan apakah penyakit akan hilang atau tidak.

"Kita sudah koordinasikan dengan petugas kesehatan di Kelurahan tetapi tidak ada keluarga yang melapor atau mengeluh penyakit aneh, kita akan lakukan penelusuran terkait jika ada penyakit aneh dan akan segera melapor ke dinas kesehatan," ungkapnya seraya mengatakan untuk permasalahan penemuan jenglot warga diminta mengikuti perintah ustadz seperti tidak mengambil gambar jenglot dan lain-lain, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Pantauan Tribun Sumsel di lapangan, penemuan atau ditangkapnya tiga jenglot ini membuat ribuan warga dari berbagai kawasan Prabumulih dan Kabupaten lain berbondong-bondong untuk menyaksikan secara langsung. Warga bahkan datang tidak hanya dari kota Prabumulih, tetapi dari dua Kabupaten tetangga yakni Kabupaten PALI dan Kabupaten Muaraenim.

"Kita sangat penasaran, karena warga berramai-ramai membicarakan penemuan jenglot, bentuknya yang serem, aneh dan lainnya. Makanya kita sengaja sempatkan datang jauh-jauh untuk melihat langsung, ternyata seperti itu bentuk jenglot," ungkap Rani (21) warga Jalan Belitung Prabumulih Timur kota Prabumulih ketika diwawancarai.

Hal yang sama disampaikan, Diana (30), pegawai negeri sipil di Pemkot Prabumulih ini mengaku, pada istirahat ngantor sengaja menyempatkan diri melihat sosok jenglot disebabkan dikantor pemkot heboh penemuan jenglot.

"Saya pikir ular berkepala manusia masih hidup, ternyata sudah mati seperti patung dan tidak boleh disentuh. Kita jadi tidak yakin itu jenglot beneran," kata pegawai tersebut.(eds)


Anda sedang membaca artikel tentang

Dupa Keluar Api! Ustaz Bergelut dan Akhirnya Jenglot Panglima Cs Diringkus

Dengan url

http://lampungposting.blogspot.com/2014/08/dupa-keluar-api-ustaz-bergelut-dan.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Dupa Keluar Api! Ustaz Bergelut dan Akhirnya Jenglot Panglima Cs Diringkus

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Dupa Keluar Api! Ustaz Bergelut dan Akhirnya Jenglot Panglima Cs Diringkus

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger