Produser Berharap Film Act of Killing Diputar di Indonesia

Written By Unknown on Senin, 14 April 2014 | 11.26

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TOKYO - Produser Film Act of Killing Joshua Oppenheimertetap berharap filmnya dapat diputar di Indonesia.

Berikut wawancara khusus Tribunnews.com dengan Joshua Oppenheimer:

1. Masih berharap film Anda bisa diputar di Indonesia?

Sejauh ini memang tidak ada larangan resmi dari pemerintah untuk film Jagal/The Act of Killing ditonton di Indonesia. Walaupun begitu, sayangnya kepentingan politik pemerintah atau beberapa golongan di dalam Lembaga Sensor Film (LSF) masih sangat terasa kuat. Sehingga kami khawatir bahwa justru akan muncul larangan mengedarkan film Jagal/The Act of Killing jika kami mendaftarkan film tersebut ke LSF. Jika LSF menolak film kami seluruhnya--seperti yang terjadi pada film Noah baru-baru ini, atau Balibo beberapa tahun yang lalu--itu berarti film kami dilarang diputar dan didistribusi dalam bentuk apapun.

Saya selalu berharap akan ada perubahan yang cukup mendasar sehingga memungkinkan film Jagal/The Act of Killing diputar untuk publik melalui jalur utama (mainstream) seperti bioskop atau televisi. Kami berharap bahwa pemerintah dan masyarakat Indonesia bisa merangkul film kami dan kenyataan sejarah yang pahit di dalamnya.

Kesediaan untuk menyadari dan mengakui babak gelap dalam sejarah ini adalah salah satu jalan menuju rekonsiliasi dan keadilan sebagaimana dicita-citakan oleh mereka yang menjunjung tinggi hak-hak azasi manusia.

Ini adalah salah satu perubahan sikap pemerintah yang mendasar yang kami harapkan terjadi--terutama untuk mengatasi persoalan HAM di Indonesia, dan bukan semata-mata untuk peredaran film kami.

Ada beberapa perubahan teknis yang memungkinkan film kami bisa beredar dengan leluasa, misalnya, jika LSF tidak lagi menjadi lembaga sensor melainkan menjadi lembaga klasifikasi film independen (rating) yang tidak lagi membawa kepentingan politik pemerintah atau penguasa. Perubahan seperti ini tentu saja memerlukan perubahan sikap pemerintah agar lebih memperlakukan masyarakat Indonesia sebagai orang dewasa yang mampu menyeleksi dan menentukan sendiri film yang hendak ditontonnya.

Jika tidak ada perubahan sikap dari pemerintah, maka apa yang bisa kami lakukan hanyalah terus berupaya membuat lebih banyak orang Indonesia untuk menonton filmnya. Kami menyediakan DVD film Jagal gratis bagi siapapun di Indonesia yang hendak mengadakan pemutaran atau diskusi film. Selain itu, kami juga menyediakan unduhan gratis di situs kami www.actofkilling.com dan menyediakan tayangan gratis film Jagal di Youtube. Pada dasarnya kami menyediakan berbagai kemudahan bagi orang Indonesia untuk bisa mendapatkan dan menyaksikan film ini melalui berbagai cara, sekaligus mempromosikan film kami lewat media sosial seperti Facebook dan Twitter.

Film kami, Jagal dan film kedua kami, Senyap, selalu gratis bagi penonton di Indonesia; karena kedua film tersebut adalah hadiah dari kami, para pembuat film, untuk rakyat Indonesia.

Sebagai pembuat dan distributor film, kami telah dan akan terus berupaya membuat film kami ditonton sebanyak-banyaknya orang Indonesia dengan senyaman, semudah, dan semurah mungkin. Ada banyak perubahan yang harus dilakukan, tapi itu sudah diluar kemampuan dan kewenangan kami. Pemerintah bisa membuat perubahan itu--dan masyarakat luas Indonesia bisa mendorong perubahan itu agar terjadi segera dan dengan cara yang seksama.

2. Apakah memang ada ancaman dari militer Indonesia terhadap pemutaran film Anda apabila dilakukan di Indonesia?

Sejauh ini saya tidak menerima ancaman dari pihak militer Indonesia. Saya menerima beberapa ancaman berupa surat kaleng tanpa pengirim yang jelas. Ada yang mengancam bahwa saya akan celaka, atau mati, kalau berani kembali lagi masuk ke Indonesia, dan lainnya. Beberapa organisasi, dan juga pemerintah melalui juru bicara kepresidenan, menuduh saya melakukan pencemaran nama baik Indonesia dan memutarbalikkan fakta sejarah melalui film saya. Apakah dibalik semua ancaman ini adalah pihak militer yang mendelegasikan pekerjaan-pekerjaannya pada pihak lain? Saya tidak tahu.

Dari film Jagal kita bisa melihat bahwa dalam melakukan pekerjaan kotornya, melakukan genosida dan pembantaian massal di Indonesia, pihak militer merekrut para preman dan organisasi sipil. Pihak militer Indonesia terlibat kejahatan terhadap kemanusiaan di seluruh Indonesia dan Timor Leste selama berpuluh tahun dan selalu cuci tangan.

Ini adalah persoalan pertanggung gugatan atau akuntabilitas institusi negara pada rakyatnya. Ini bukan cuma persoalan Indonesia, tapi juga Amerika Serikat, Inggris Raya, Australia, dan banyak negara lainnya.

Apakah negara akan mau begitu saja mengakui kejahatannya? Terhadap rakyatnya atau rakyat negara lain? Bagaimana kita bisa mendesak negara mengakui kejahatannya itu, menegakkan keadilan, dan meminta maaf? Itu persoalan kita semua.

Kalau sampai hari ini ancaman bagi saya--dan aktivis HAM lain di seluruh dunia--masih terus berlangsung dan rasa aman belum tercipta, ini adalah persoalan bagi seluruh umat manusia untuk menciptakan sebuah dunia yang lebih layak huni.


Anda sedang membaca artikel tentang

Produser Berharap Film Act of Killing Diputar di Indonesia

Dengan url

http://lampungposting.blogspot.com/2014/04/produser-berharap-film-act-of-killing.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Produser Berharap Film Act of Killing Diputar di Indonesia

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Produser Berharap Film Act of Killing Diputar di Indonesia

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger