TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Bakal Calon Wakil Presiden RI 2014-2019 dari Partai Hanura, Hary Tanoesoedibjo, memuji sikap rekannya, Wiranto, saat kerusuhan tahun 1998 silam.
Saat itu, walau menjabat Panglima ABRI dan diserahkan surat perintah untuk mengambil seluruh tindakan yang dianggap perlu oleh Presiden BJ Habibie, Wiranto, tidak melaksanakannya.
Di hadapan, para pengusaha yang memadati Gala Hall, Mall Kota Kasablanka, Jakarta, tadi malam, Hary pun meminta Wiranto menjelaskan alasan sikapnya yang tidak mengambil alih kekuasaan saat itu.
"1998 pada saat Indonesia krisis, saya Panglima ABRI diberikan satu surat perintah saat itu. Sebagai panglima komando operasi keselamatan nasional. Bunyinya seperti Supersemar, mengatasi krisis kekerasan maupun siapapun yang membantu kerusakan itu. Saya diberi hak," kenang Wiranto dalam acara 'An Evening With David Foster' itu.
Wiranto mempertimbangkan jika dia melaksanakan surat perintah itu justru akan lebih banyak mudharatnya dibandingkan dengan manfaatnya.
"Pertimbangannya kita akan masuk perang saudara, civil war jika militer mengambil alih," lanjut Wiranto.
Wiranto pun menegaskan tidak akan mengambil alih kekuasaan saat dia ditanya seorang kepala staf mengenai surat perintah tersebut.
"Sehingga tatkala ada kepala staf mengatakan apakah panglima akan mengambil alih besok? Tidak. Mari kita antarkan ke pemilihan demokratis," tukas mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan itu.
Anda sedang membaca artikel tentang
Hary Tanoe Senang Wiranto Tidak Ambil Alih Kekuasaan Saat Rusuh 98
Dengan url
https://lampungposting.blogspot.com/2014/03/hary-tanoe-senang-wiranto-tidak-ambil.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Hary Tanoe Senang Wiranto Tidak Ambil Alih Kekuasaan Saat Rusuh 98
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Hary Tanoe Senang Wiranto Tidak Ambil Alih Kekuasaan Saat Rusuh 98
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar