Jokowi Tak Pakai Rompi Antipeluru

Written By Unknown on Selasa, 21 Oktober 2014 | 11.26

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Arakan-arakan menggunakan kereta kuda yang membawa Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, nyaris tak menyisakan jarak dengan ribuan orang yang memadati jalan sepanjang 3 km dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga ke Istana Negara.

Meski berada di ruang terbuka untuk waktu cukup lama, termasuk berdiri di panggung terbuka Syukuran Rakyat di areal Monas, Jokowi percaya diri tidak menggunakan rompi antipeluru. Jokowi dan Jusuf Kalla bahkan melepaskan jas dan dasi di atas kereta karena bercucuran keringat di bawah terik matahari dan suhu 34 derajad celcius.

Di siang yang panas itu, Senin (20/10/2014), ribuan orang tumplek blek di kawasan sepanjang sekitar 3 km tersebut untuk menyaksikan arak-arakan dan menyalami pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Jokowi membalas permintaan bersalaman dari warga yang menyemut di sekeliling kereta.

Kapuspen TNI Mayjen TNI M Fuad Basya menegaskan, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) bersifat fleksibel. Menurutnya, Paspampres menyesuaikan dengan kemauan kepala negara. Untuk pengamanan Presiden Jokowi yang lebih suka bersentuhan langsung dengan rakyat, Paspampres menerapkan metode pengawalan sesuai standar.

"Jadi tidak ada Paspampres yang kehilangan standar operasional saat mengawal Presiden Jokowi yang begitu dekat dengan rakyat. Kami menerapkan standar operasional namun fleksibel," ujar Fuad Basya.

Fuad menjelaskan, pengamanan terhadap presiden meliputi beberapa sektor mulai pengawal pribadi, ajudan, ring satu, ring dua, dan ring tiga. "Untuk pengawalan dan pengamanan saat kirab terbuka terhadap Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla, personel yang lebih aktif bergerak, yakni ring dua dan ring tiga," ujarnya.

Fuad Basya membenarkan dalam acara arak-arakan Jokowi tidak menggunakan rompi antipeluru. "Pelindung peluru tidak pakai. Pakai atau tidak itu tergantung situasinya. Kalau situasi bersuka ria seperti tadi, tidak pakai rompi," ujar Fuad.

Namun jika situasinya berbeda, presiden wajib memakai pelindung peluru. Selain itu, intelijen TNI juga sudah bekerja terlebih dulu mengumpulkan informasi dan mencermati setiap pergerakan yang berpotensi membahayakan keselamatan presiden.

"Intelijen sudah tahu semua, apakah ada yang membahayakan atau tidak. Kalau situasi lain, pasti data intijen sudah masuk dan posisi kami ubah," lanjutnya.

Bagi Paspampres tidak ada masalah terkait kebiasan Presiden Jokowi yang bergaya blusukan dan kerap mengubah agenda."Jadi nggak masalah kalau tiba-tiba rencana misalnya ke Tanjung Priok lalu diubah ke tempat lain. Pengawalan dan pengamanan tidak masalah. Kami siap mengamankan presiden di manapun dan kapanpun," tegas Fuad Basya.

Jadwal molor Arak-arakan yang dimulai sekitar pukul 13.25 WIB tersebut ternyata melenceng dari jalur yang sudah ditentukan sebelumnya. Semula arakan-arakan direncanakan menggunakan jalur busway yang telah dipagar betis aparat keamanan.

Tiba-tiba kereta pasangan Jokowi-Jusuf Kalla masuk jalur berbeda, yaitu di belakang pagar betis aparat Polri. Sontak warga kocar-kacir manakala aparat kepolisian yang menggunakan motor mencoba menerobos kerumunan warga yang ingin memotret dan mendekati Jokowi-Jusuf Kalla.

Aksi saling dorong terjadi antara aparat kepolisian dengan ribuan warga. Ibu-ibu, anak-anak, orang tua, dan muda-mudi sempat terhuyung-huyung akibat akdi dorong-dorongan itu. Di belakang kereta terdapat beberapa mobil Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) berwarna hitam. Sepanjang jalan hingga Istana Merdeka, pagar betis dari aparat kepolisiann pun tetap dilakukan.

Meski demikian, ribuan warga tetap mengikuti dari belakang dan merangsek maju sehingga memperlambat laju kereta kuda. Saat Jokowi melambaikan tangan, seorang warga menarik tangan Presiden ke-7 Indonesia tersebut. Tak pelak, Jokowi nyaris terjatuh. Beruntung seorang personel Paspampres berhasil memegangi badan Jokowi dan mengahalu warga utuk tidak terlau mendekati kereta kuda.

Jadwal kirab tersebut molor dari rencana awal. Jokowi-Jusuf Kalla baru melintasi kawasan Sarinah pukul 14.00 WIB. Padahal dalam susunan acara, mereka seharusnya telah berada di Istana Negara.

Personel Paspampres berpenampilan lebih santai saat mengamankan acara arak-arakan yang fenomenal tersebut. Ada anggota Paspampres yang hanya mengenakan kaus bertuliskan Panitia Syukuran Rakyat. Selain itu anggota memakai kemeja yang tak dikancing. Namun pada kerah sebelah kiri tetap menggunakan pin Paspampres.

Mereka berdiri melingkar melindungi kereta kuda saat melaju di tengah Kota Jakarta jalan. Begitu juga mobil sedan kepresidenan yang berjalan di depan kereta kuda.


Anda sedang membaca artikel tentang

Jokowi Tak Pakai Rompi Antipeluru

Dengan url

http://lampungposting.blogspot.com/2014/10/jokowi-tak-pakai-rompi-antipeluru.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Jokowi Tak Pakai Rompi Antipeluru

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Jokowi Tak Pakai Rompi Antipeluru

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger