Tak Satu Pun Pesan Kami Digubris Rumah Sakit

Written By Unknown on Rabu, 10 April 2013 | 11.26

Tribun Lampung - Rabu, 10 April 2013 10:38 WIB

TRIBUNLAMPUNG.co.id - Sejak terjadinya pembengkakan hingga mengeluarkan nanah di telunjuk kanan bayi berusia 2,5 bulan, Edwin Timothy Sihombing, kedua orangtuanya melakukan komunikasi dengan manajemen Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur. Namun, kata Gonti Laurel Sihombing (34), ayah Edwin, tak satu pun pesannya digubris oleh pihak berwenang.

Gonti menuturkan, keanehan pada telunjuk kanan putranya baru diketahuinya pada 22 Februari 2013 lalu. Sejak saat itulah Gonti memberikan pesan melalui suster serta dokter atau pun langsung berkirim pesan singkat melalui ponselnya pada seorang petinggi rumah sakit.

"Saya nanya, kenapa tangan anak saya menjadi busuk. Sampai saya kasih foto ke beliau. Sampai jari anak saya digunting nggak pernah direspon," ujar Gonti saat ditemui wartawan di depan RS Harapan Bunda, Selasa (9/4/2013) malam.

Gonti datang ke Rumah Sakit Harapan Bunda bersama sang istri, Romauli Manurung (28). Mereka tinggal di Jalan Nurul Yakin 40, RT 07 RW 08, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur. Mereka sebenarnya hendak menyelesaikan masalah itu secara kekeluargaan dengan pihak rumah sakit. Namun, sikap rumah sakit mengurungkan niatnya.

"Saya nggak mau sebenarnya ribut-ribut. Tapi ini kan menyangkut masa depan anak saya. Kalau dia cacat bagaimana. Rumah sakit seperti nggak ada bersalahnya atau gimana," kata Gonti.

Edwin adalah bayi dengan usia 2,5 bulan yang terpaksa kehilangan separuh jari telunjuk kanan setelah diduga digunting oleh dokter RS Harapan Bunda. Semula, Edwin dibawa orangtuanya datang ke RS itu atas keluhan demam tinggi. Di ruang IGD khusus anak, dokter memberikan sejumlah penanganan pertama, mulai dari cairan infus di punggung tangan kanan, obat antikejang lewat dubur dan peralatan bantu pernafasan.

Namun, keanehan mulai tampak di hari ketiga perawatan. Jari telunjuk hingga titik infus di tangan kanannya mengalami pembengkakan. Lama kelamaan mengeluarkan nanah hingga tampak membusuk. Kondisi itulah yang berujung pada upaya dokter mengamputasi dua ruas jari telunjuknya menggunakan gunting operasi, tanpa sepengetahuan kedua orangtua bayi.

Kini, dua ruas jari telunjuk kanan Edwin, hilang berganti balut perban. Gonti dan Romauli hanya bisa pasrah atas insiden itu. Mereka berharap manajemen rumah sakit menepati janjinya mengobati jari Edwin hingga sembuh. Hingga berita ini diturunkan, belum ada satu pun pihak rumah sakit yang bisa ditemui untuk dimintai konfirmasi.

Akses lampung.tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat lampung.tribunnews.com/m


Anda sedang membaca artikel tentang

Tak Satu Pun Pesan Kami Digubris Rumah Sakit

Dengan url

http://lampungposting.blogspot.com/2013/04/tak-satu-pun-pesan-kami-digubris-rumah.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Tak Satu Pun Pesan Kami Digubris Rumah Sakit

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Tak Satu Pun Pesan Kami Digubris Rumah Sakit

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger